Pertunjukan Musik Live Mengubah Cara Orang Bepergian

Pertunjukan Musik Live Mengubah Cara Orang Bepergian
Pertunjukan Musik Live Mengubah Cara Orang Bepergian

Live music is no longer just entertainment - it’s becoming a key reason people choose their travel destinations.

Konser dan festival musik kini lebih dari sekadar hiburan; mereka telah menjadi alasan utama orang memilih destinasi perjalanan. Generasi muda, khususnya Gen Z dan milenial, semakin sering merencanakan liburan mereka berdasarkan jadwal artis favorit atau acara musik besar. Tren ini mengubah cara industri pariwisata dan brand berinteraksi dengan konsumen.  

Adapun survei terbaru menunjukkan:  

  • 40% milenial bersedia terbang ke luar negeri hanya untuk menghadiri konser
  • 1 dari 3 wisatawan menggabungkan acara musik dengan perjalanan panjang ("I’ll fly to Paris for Beyoncé, then explore Italy for a week")
  • Festival seperti Coachella atau Tomorrowland telah menjadi bucket list yang mendorong kunjungan ke lokasi yang sebelumnya kurang populer

Sementara adanya konsep ini sangat berdampak pada industri pariwisata. Hotel, maskapai, dan restoran kini berkolaborasi dengan penyelenggara acara untuk menawarkan paket eksklusif (tiket + akomodasi + transportasi). Kota-kota kecil pun mendapat untung - misalnya, Glastonbury Festival membawa jutaan pengunjung ke pedesaan Inggris. 

Di sisi lain, hal ini juga menciptakan peluang bagi brand.

  • Sponsorship: brand bisa terlibat dalam festival dengan aktivasi kreatif (misal: Red Bull Music Academy)
  • Konten digital: travel vlogger sering membuat konten "road trip to Lollapalooza", memperluas jangkauan acara
  • Kolaborasi unik: partner dengan platform travel seperti Airbnb atau KAYAK untuk paket "music-themed trips"

Akhirnya, musik live bukan lagi sekadar tontonan, melainkan katalis untuk eksplorasi budaya dan petualangan. Bagi pelaku industri, ini adalah era di mana pengalaman menjadi mata uang baru.

Foto: Unsplash
Sumber: Live Nation

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Ekonomi dari Festival Musik Glastonbury

Gambar
Dampak Ekonomi dari Festival Musik Glastonbury Salah satu festival musik konser terbesar di dunia. Apa yang bisa kita pelajari?  Saat bersiap menyelenggarakan edisi 2024 pada bulan Juni tahun lalu, Glastonbury Festival merilis Laporan Dampak Ekonomi 2023 yang mengkaji efek fiskal langsung maupun dampak yang lebih luas dari perhelatan musik tersebut. Pastinya fakta terbaru menunjukkan bahwa acara tahunan milik keluarga Sir Michael Eavis ini telah menghasilkan pendapatan jutaan pound bagi wilayah Somerset dan Inggris secara keseluruhan. Glastonbury Festival 2023 tidak hanya menjadi perayaan musik dan seni yang luar biasa tetapi juga memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian lokal dan nasional. Menurut laporan terbaru, festival ini menyuntikkan ratusan juta pound ke dalam perekonomian Inggris, sekaligus memperkuat reputasinya sebagai salah satu acara budaya paling berpengaruh di dunia.     Sejak dimulai sebagai acara skala kecil di sebuah peternakan susu pada...
Baca selengkapnya

Pasar Pariwisata Musik yang Terus Tumbuh

Gambar
Pasar Pariwisata Musik yang Terus Tumbuh   Menurut laporan terbaru dari Grand View Research, ukuran pasar pariwisata musik global diperkirakan akan mencapai USD 267,85 miliar atau sekitar 4,3 triliun pada tahun 2030, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 18,8% dari tahun 2025 hingga 2030.  Dalam beberapa tahun terakhir, para pelancong, terutama generasi milenial dan gen Z, telah beralih dari pariwisata tradisional yang berfokus pada objek wisata ke pengalaman imersif yang unik. Perubahan ini sebagian besar didorong oleh keinginan untuk berinteraksi lebih dalam dengan budaya lokal. Alih-alih hanya mengunjungi landmark , pelancong mencari aktivitas yang mendorong koneksi pribadi, keterlibatan emosional, dan pengayaan budaya. Pariwisata musik adalah contoh utama dari tren ini.  Pengalaman musik live, festival, dan pertunjukan menawarkan wisatawan kesempatan untuk terhubung dengan budaya lokal melalui musik, seringkali dalam suasana yang otentik dan berke...
Baca selengkapnya

SoundCloud dan Kontroversi Pelatihan Kecerdasan Buatan (AI)

Gambar
SoundCloud dan Kontroversi Pelatihan Kecerdasan Buatan (AI)   Dalam suratnya, CEO SoundCloud, Eliah Seton, menanggapi kekhawatiran komunitas artis mengenai pembaruan Ketentuan Layanan pada Februari 2024 yang dianggap terlalu luas dan membingungkan, terutama terkait penggunaan konten pengguna untuk pelatihan kecerdasan buatan (AI). Berikut klarifikasi atas pembaruan Ketentuan Layanan (Terms of Use) mereka: Penegasan tidak menggunakan konten artis untuk pelatihan AI: SoundCloud menegaskan bahwa mereka tidak pernah menggunakan konten artis untuk melatih model AI generatif, termasuk untuk menciptakan musik, model bahasa besar, atau meniru karya artis. Perusahaan juga tidak mengizinkan pihak ketiga untuk mengambil atau menggunakan konten artis dari platform mereka untuk tujuan pelatihan AI. Penggunaan AI untuk peningkatan platform:   AI digunakan secara internal untuk meningkatkan pengalaman pengguna, seperti rekomendasi musik yang lebih cerdas, pencarian, pembuatan daftar putar, p...
Baca selengkapnya